Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank
Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama
menyangkut kegiatan social dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya
dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20,
kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya
di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk pula
Indonesia. Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia pun turut
menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990
รข€“ 1996.
Potensi pariwisata di Indonesia sangatlah besar. Membentang
dari Propinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai Propinsi Papua dengan segala
keaneka ragaman obyek pariwisata, berbagai seni budaya yang menawan dan
ketersediaan sarana dan prasara pendukung pariwisata, yang kesemuanya itu
diharapkan mampu menarik lebih banyak lagi devisa negara, baik dari wisatawan
manca negara maupun domestik.
Badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir
tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat
pariwisata Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization
kegiatan pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25
Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional pariwisata mendapatkan
penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan
citra Indonesia di dunia internasional.
Menghadapi tantangan dan peluang ini, telah dilakukan pula
perubahan peran Pemerintah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang pada masa
lalu berperan sebagai pelaksana pembangunan, saat ini lebih difokuskan hanya
kepada tugas-tugas pemerintahan terutama sebagai fasilitator agar kegiatan
pariwisata yang dilakukan oleh swasta dapat berkembang lebih pesat. Peran
fasilitator disini dapat diartikan sebagai menciptakan iklim yang nyaman agar
para pelaku kegiatan kebudayaan dan pariwisata dapat berkembang secara efisien
dan efektif.
Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat
menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi
fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya.
Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui
pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism
development.
Indonesia kaya dengan beragam wisata budaya dan keindahan
wisata alam, serta berbagai masakan yang mengandung nilai cita rasa tinggi
dalam wisata kulinernya. Keindahan itu semua yang akhirnya membuat Indonesia
dikenal sebagai salah satu negara tempat wisata yang popular.
0 komentar:
Posting Komentar